Wayang sebagai Refleksi Teori Pembelajaran Berbasis Kultur (sebuah pembuka)


Eksistensi teori pembelajaran merupakan suatu insrtumen untuk membantu memaksimalkan proses belajar mengajar. Dalam hal ini untuk memudahkan pembelajaran para peserta didik. Untuk memenuhi hal ini, ukanhanya untuk memaksimalkan proses belajar melainkan bagaimana menciptakan suasan belajar yang kondusif dan berkesan.
Dalam proses pembelajaran, kita menganut beberapa teori yang eksis saat ini dari yang teori klasik hingga yang modern. Berbagai teori yang ada, justru akan membuat kita berpotensi untuk mengaplikasikan dengan cara yang salah atau sering menyebutnya ambiguitas arti teori pembelajaran.

Kita tidak mengatakan bahwa teori yang ada tidak bagus atau tidak compatible untuk diterapkan di Indonesia. Tetapi agaknya kita membutuhkan sebuah refleksi untuk mengoptimalkan proses belajar dengan menggunakaninstrumen yang dekat dengan kehidupan kita.

Salah satu sumber teori pendidikan yang ada di sekitar kita adalah wayang. Walaupun wayang lebih diidentikkan dengan nilai kehidupan sosial, namun wayang juga mempunyai nilai-nilai pendidikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Aris Rachman (2008) bahwa dalam pementasan wayang kulit terkandung peran lain yakni sebagai sarana pendidikan, sarana untuk berkomunikasi serta sarana untuk mempererat tali silaturahmi di antara sesama warga masyarakat. Salah satu metode yang digunakan untuk mengenalkan wayang sebagai teori pendidikan adalah dengan cara mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan wayang dan menerapkannya dalam dunia pendidikan.

Dengan kompleksitas nilai-nilai yang terkandung di dalam kebudayaan wayang, maka hal ini akan sangat efektif sekali untuk dijadikan sebagai bahan refleksi dari teori pendidikan yang diterapkan di dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini karena wayang tidak hanya mengandung aspek pendidikan (secara akademik maupun sosial) terlebih terdapat kebudayaan yang mampu meningkatkan eksistensi bangsa ini. Sehingga dengan upaya bagaimana mengotimalisasikan wayang ke dalam pendidikan, maka kita berusaha melestarikan kebudayaan wayang. Selain untuk melestarikan eksistensi wayang di tengah- tengah budaya modern, juga untuk memekarkan andil kontributifnya bagi pendidikan nilai dan karakter bangsa dewasa ini (Bahtiar: 2008).

*)disampaikan pada presentasi mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

0 comments:

Copyright © 2009 - guk sueb - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template