Organisasi: Sistem, Pemikir, dan Pekerja

Teringat dengan seseorang di organisasiku, dia berkata ketika seleksi perekrutan anggota baru: pada intinya, kamu nanti ikut di organisasi ini sebagai seroang pemikir dengan ide-ide dan kreativitasmu atau kamu ingin menjadi anggota yang suka bekerja? Sebuah pertanyaan yang sulit bagi seorang yang baru mengetahui sebuah organisasi.

Pertanyaan itu adalah benar dilihat dari bagaimana tipe organisator, di mana setiap individu mempunyai karakter sendiri-sendiri dan kemampuan sendiri. Sehingga, urgensi untuk menjawab pertanyaan itu menjadi sebuah keharusan karena dalam hal ini seorang pemimpin dan orang-orang di dalamnya bisa mengerti di mana akan meletakkan individu tersebut.

Organisasi adalah sebuah sistem

Dari pengertian dasar sebuah organisasi, adalah sekumpulan individu yang mempunyai tujuan yang sama. Namun, pada kenyataannya, sebuah organisasi tidak hanya sekumpulan individu-individu saja. Kita tidak bisa menganggap penumpang di bus sebagai sebuah organisasi.

Di sisi lain, kita bisa mengatakan keluarga adalah sebuah organisasi. Kenapa? Hal yang membedakan antara kumpulan individu-individu ini adalah sistem. Dikatakan sebagai sistem, organisasi terdiri dari berbagai elemen di mana setiap elemen di dalamnya mampu bekerja saling terkait dan mendukung.

Tidak hanya saling berhubungan dan saling mendukung, sistem yang berlaku di dalam organisasi itu mempunyai tujuan yang sama. Sekalipun tujuan itu banyak, sebuah organisasi mempunyai sebuah kebijakan (dibuat oleh pemimpin atau stakeholder organisasi tersebut) untuk melakukan skala prioritas dalam menentukan tujuan.

Sebuah sistem tidak harus selamanya sama dan saling sejalan. Sebuah sistem yang bagus adalah di mana di dalamnya terdapat adanya mekanisme yang sangat variatif dan mengerucut dalam satu tujuan. Tidak selamanya sama: di dalam sebuah sisrem terdapat aspek pengontrol yang akan menentukan path sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya dengan baik.

Pekerja atau Pemikir?
Jika sistem dianalogikan dengan metabolisme tubuh, maka setiap elemen di dalam tubuh bekerja dengan tepat dan saling terkait. Hal ini karena dikontrol oleh sebuah “pemikir” yakni otak dan para “pekerja” pada organ tubuh yang mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri.

Hal demikian juga ditemukan di dalam organisasi pada umumnya yang terdiri dari para mahasiswa ataupun para aktivis lainnya. Ketika sebuah organisasi terdiri dari sua aspek tersebut maka organisasi bisa dikatakan sebagai sebuah sistem yang baik. Sehingga tidak ada yang salah dengan adanya pilihan individu untuk menjadi seorang pemikir atau pekerja dalam sebuah organisasi.

Eksistensi dua aspek tersebut akan memaksimalkan sebuah organisasi. Optimalisasi sebuah organisasi tersebut digunakan dengan menggunakan suatu inovasi melalui analisa elemen-elemen yang terdapat di dalam organisasi tersebut.

Bagaimana dengan mereka yang berada di tengah-tengah antara pemikir dan pekerja? Ada dua kemungkinan, apakah dia adalah mempunyai idealisme akan apa yang dia miliki yakni menjadi aktivis yang menggabungkan antara berfikir dan bekerja. Di sisi lain, seseorang yang mempunyai idealisme untuk menjadi aktivis dengan tanpa memiliki kemampuan berfikir dan bekerja: pada kebanyakan kasus dan kenyataan, masyarakat lebih memilih individu yang demikian sebagai “pengikut” kebijakan, karena eksistensinya bergantunga dari apa yang menjadi euforia di dalam organisasi tersebut.

Bagaimanapun sebuah organisasi, peran para pemikir dan pekerja haruslah mampu membentuk sebuah sistem yang baik. Hal ini akan kembali dengan tujuan dari sebuah organisasi itu sendiri: menjadi lebih baik.

0 comments:

Copyright © 2009 - guk sueb - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template