Individualisme Vs Egoisme

Orang-orang terlalu buruk dan sempit dalam memaknai individualsime dan egoisme. Masyarakat lebih mengenal individualisme sebagai hal yang negatif dalam masyarakat. Seseorang yang individualistik dipandang sebagai seseorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan tanpa memikirkan orang lain.

Pandangan seperti ini tidak selamanya benar. Kita bisa kembali pada analogi yang diucapkan oleh Adam Smith tentang teori individualisme ini. Jika pada malam itu adal seratus manusia di China meninggal, Anda yang berada di Inggris malam itu juga masih bisa tidur lela. Di sisi lain, jika pada malam itu ujung jari Anda tergores dan luka, atau bernanah, mungkin Anda tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan hal itu.

Konsepsi seperti ini sering disalahartikan oleh beberapa golongan masyarakat. Teori dasar tentang individualisme sangatlah sederhana: manusia selalu melihat sesuatu dari kaca matanya sendiri.

Sehingga tidak ada yang salah dari seseorang tersebut yang dikatakan individu. Justru masyarakat akan sangat beruntung oleh individu-individu yang matang, dan dewasa serta siap untuk membentuk dirinya untuk menjadi masyarakat yang harmonis dan mandiri. Bukan sebaliknya, masyarakat yang hanya patuh oleh seseorang—bisa ayah, pemimpin politik, ketua geng, atau sejenisnya—yang memaksakan kehendak pribadi dalam menentukan berbagai hal dalam kehidupan.

Egoisme dalam Masyarakat
Kita akan menemukan bagaimana masyarakat akan benar-benar menyadari bahwa mereka salah dalam menginterpretasikan makna individualisme. Contoh yang sehari-hari kita temukan adalah bagaimana penjual makanan (dengan cara delivery order) melakukannya atas dasar untuk melayani pelanggan. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah dia melakukannya untul dirinya sendiri: mencari untung dari bisnisnya.

Hal lain juga kita temui adalah para anggota dewan yang mengatasnamakan kepentingan masyarakat tetapi pada kenyataannya mereka melakukannya hanya untuk dirinya sendiri (atau golongan), yang menjadi berbagai kasus korupsi dan sejenisnya di mana-mana. Kita tidak bisa mengatakan bahwa hal ini benar—sebagai masyarakat. Tetapi, mereka tidak siap untuk menjadi dewasa.

Dari kenyataan yang sederhana di atas, kita bisamenyimpulkan bahwa apa yang terjadi di masyarakat adalah bagaimana seseorang (atau kelompok) memaksakan kehendaknya untuk kepentingan pihaknya sendiri. Hal inilah yang kemudian kita sebut sebagai egoisme. Dan konsepsi yang seperti ini tidak akan bisa berlangsung lama—walaupun pada kenyataannya memang mengakar daging pada pola pemikiran (mind set) manusia.

Dalam dunia sosial politik, konsepsi tentang egoisme ini kita temui pada beberapa negara yang menganut faham komunisme, seperti yang paling populer adalah Lenin di Uni Sovyet, Mao di Cina. Mereka berdalih untuk menciptakan “manusia baru” yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi orang banyak. Pada kenyataannya, sekalipun masyarakat pada saat itu patuh akan teori ini, dan Buku Merah di Cina, tetapi negara-negara tersebut mengalami kehancuran atau mungkin mengalami keterbelakangan perkembangan.

Individualisme: Kebebasan yang Terbatas
Dalam konsepsi individualisme, seseorang melakukan sesuatu dengan bebas. Oleh karena itu, sebuah negara seharusnya menjamin kebebasan tersebut: hidup, berbicara, dan mencintai. Semua itu dilakukan untuk kebaikannya sendiri dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk menjadi bagian dalam masyarakat.

Apakah kebebasan tersebut adalah hal yang buruk? Analogi sederhana tentang teori kebebasan dalam individu akan berhenti tatkala kebebasan tersebut mulai mengancam keberadaan orang lain (dlam hal ini yang berbahaya atau merugikan), maka di situlah batasan sebuah kebebasan. Sehingga ketika kebebasan itu dilakukan dalam konteks yang benar dan menghargai pihak lain, maka kebebasana itu sah-sah saja.

Sebuah contoh yang sangat sederhana adalah bahwa setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara. Namun, ketika ia berbicara (dengan keras) ketika dia berada di perpusatakaan, maka apa yang menjadi kebebasan tersebut telah mengganggu orang lain—dan kita tidak bisa mengatakannya sebagai kebebasan lagi.

Ketika masyarakat menginginkan kehidupan yang penuh keharmonisan, maka yang dibutuhkan adalah bukanlah mereka yang begitu idelais dalam menilai suatu individu. Tetapi, apa yang dibutuhkan adalah para individu-individu yang dewasa, dan mempunyai pandangan yang maju dan siap untuk membentuk suatu masyarakat yang harmonis.

0 comments:

Copyright © 2009 - guk sueb - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template